Senin, 11 Januari 2016

bangga dengan ragam suku Indonesia



Kita tidak pernah tahu akan terlahir dari suku apa.
Kita tidak pernah bisa memilih akan terlahir dari suku apa
Namun kita harus tahu bagaimana memupuk rasa bangga terlahir dari suatu suku
Dan kita harus memiliki rasa toleran bila ada suku lain yang berdampingan hidupnya dengan kita

Tak ada yang bisa memberikan judgement bahwa suku X adalah suku tukang sate, suku Y adalah suku primitive, suku z adalah suku materialistis. Semua kembali pada diri kita sendiri bagaimana menempatkan diri dalam suatu masyarakat. Bila memang ada mayoritas suku di beberapa tempat memiliki profesi yang sama seperti tukang potong rambut, pedagang atau bahkan tukang sate seperti yang pernah salah satu orang katakan, percayalah bahwa mereka adalah orang-orang yang tangguh. Tidak semua orang dapat berperan sebagai perantau. Berbagai kesulitan, kendala bahasa, budaya, adaptasi mereka bisa atasi meski harus meneteskan keringat dan air mata.
Mungkin ada anggapan bahwa membahas hal ini adalah hal yang sangat klise. Namun, inilah saya yang terlahir di suatu suku, memiliki keluarga dengan multi suku, hidup dengan berbagai suku, menyatu dengan mereka karena saya merasa sama, Indonesia. Jangan pernah ada lagi kalimat “ hati-hati loh, dia sukunya tukang sate” , “hati-hati, biasanya kalau suku itu materialistis” ckckck…..
Ah, mungkin status tidak penting , status mengarah SARA, tapi inilah saya ketika berjuta asumsi berkelebat di kepala ketika bertemu dengan seseorang yang mungkin memiliki wawasan kebangsaan yang minim, minim bersosialisasi, minim toleransi atau minim pengetahuan?

Sabtu, 28 November 2015

Sudah nggak jaman ngurus SIM (perpanjangan-mutasi) pakai CALO




Tahun ini SIM saya habis di awal desember
Awalnya puyeng keliyengan mendengar kabar kalau mengurus SIM di Polres Bandung (Soreang) itu susah, apalagi SIM terakhir saya keluaran Polresta Malang, sesuai domisili terakhir saya. Mengurus SIM baru? Haduuuuh pastinya saya harus meluangkan lebih banyak waktu untuk mendaftar, ujian teori, ujian praktek dan foto dannnn belum tentu bisa diselesaikan dalam waktu seharian. Jarak antara polres Bandung dengan domisili saya sekarang kurang lebih 50km yang bisa ditempuh 2 jam kalau jalanan “lumayan” lancar. Kenapa lumayan? Jalur ujungberung-soreang terkenal banyak ditemui titik yang selalu macet apalagi kalau hujan , maka ancaman perjalanan terhambat karena banjir ada di depan mata. Belum lagi lelahnya menyetir . jadi akhirnya saya putuskan untuk melakukan mutasi berkas SIM dari malang ke bandung. Langsung saja caranya ya 

Cabut berkas dari SIM kota asal/terakhir domisili
Karena di kota Malang masih ada adik saya maka pengurusan pencabutan berkas saya boleh dimintakan diurus oleh adik dengan syarat membawa fotocopy ktp terbaru, 2 lembar fotokopi SIM terakhir dan KTP terbaru. Kebetulan saat itu saya mengurimkan berkas dengan jasa pengiriman kilat one day service dan begitu berkas sampai langsung diurus pencabutan berkasnya. Katanya sih tidak lama, tak lebih dari 30 menit berkas yang diminta sudah ada ditangan  saudara dengan isi berkas: surat mutasi dan berkas pembuatan SIM dulu.(gratis tanpa biaya) .berkas inilah yang kemudian dikirimkan ke Bandung.

   Mutasi SIM
sebaiknya anda berangkat lebih awal karena jam pelayanan SIM dimulai pukul 08.00 . bawalah bolpoin, KTP dan SIM asli, fotocopy KTP dan SIM, berkas Mutasi SIM dari kota asal dan uang kurang lebih 105 ribu. Sesaat setelah tiba di lokasi sebaiknya jika anda membawa kendaraan, parkirlah kendaraan di tempat yang aman.

A.      Tes kesehatan
Buatlah surat keterangan kesehatan terlebih dahulu.  di Polres Soreang untuk ruang Kesehatan ada di luar komplek Polres tepatnya lurus searah pintu gerbang Polres yang terletak di tengah-tengah jajaran tempat fotocopi. Mengurus surat keterangan kesehatan terlebih dahulu bertujuan agar anda tidak bolak balik berjalan mondar mandir dari loket informasi kembali lagi ke depan pintu gerbang yang jaraknya lumayan apalagi bila panas terik atau hujan deras sedang turun.setelah selesai mengurus surat keterangan kesehatan yang biayanya 25 ribu (sayangnya tidak ada kuitansi atau tanda bukti yang seharusnya diberikan dan lagi kita tidak benar-benar diperiksa karena hanya ditanya tinggi, berat badan, pakai kacamata atau tidak, punya tekanan darah tinggi atau tidak, buta warna atau tidak, itupun ditanya seadanya tanpa diperiksa. Stetoskop, timbangan, alat pengukur tensi seperti hiasan saja. Mau menimbang badan syukur, nggak juga dijawab asal juga ga pa pa kayaknya). Sebelum mengurus surat kesehatan  sebaiknya siapkan satu lembar fotokopi ktp terbaru dan tancapkan di tempat yang sudah di sediakan untuk antrian pemeriksaan. Siapkan pula SIM asli yang nantinya akan distapler bersama dengan surat  kesehatan. Segera setelah selesai, langsung menuju loket informasi.
B.      Masukkan berkas ke loket informasi
Disini berkas akan diperiksa . siapkan surat kesehatan dan berkas mutasi SIM yang kemudian akan dimasukkan ke dalam MAP untuk dibawa ke loket BRI. Di loket ini gratis. MAP pun Gratis.
C.      Bayar biaya perpanjangan ke loket BRI yang terletak di ujung sisi kiri loket pendaftaran . untuk perpanjangan SIM A yang kebetulan saat itu saya urus, dikenakan biaya Rp. 80.000,00
D.      Masukkan berkas ke loket 2.
Disini berkas kita akan diverifikasi,  kemudian diberikan form isian data yang harus kita isi manual. Siapkan bolpoin dari rumah sehingga tak perlu sibuk pinjam sana sini hanya untuk urusan bolpoin. Selain itu kita akan diberikan nomer antrian untuk foto.

E.       Hasil update data dimasukkan ke loket 3 (entry data) –tunggu sekitar 40 menit dipanggil kembali dan melakukan tanda tangan di atas kertas untuk proses scan saat pembuatan SIM. sayangnya di loket 3 saya sempat melihat ada seorang perempuan membawa setumpuk map dengan warna yang berbeda dari map resmi kepolisian dan map tersebut menyerobot antrian map yang telah masuk sebelumnya. cukup mengundang tanya karena beberapa saat sebelumnya saya bertemu dengan sosok perempuan tersebut di tempat fotokopi seberang polres dengan setumpuk berkas SIM yang diurusnya . sungguh disayangkan. menyerobot antrian yang diiyakan oleh "oknum" polisi yang berada di balik loket tersebut.

loket 5 yang bersebelahan dengan ruang foto

F.       Foto dan mencocokkan data – tak sampai 5 menit SIM baru sudah jadi
G.     Taraaaa selesai . biayanya 105 ribu (perpanjangan SIM 80 ribu, kesehatan 25rb). Tak pakai calo. Tak sampai satu jam. Puas.eh belum ding masih ada ganjalan yaitu ketika saya menunggu panggilan bersama si kecil, saya harus merasakan panas yang amat sangat di ruang tunggu padahal ada 7 buah AC yang tersedia namun tak ada satupun yang menyala. bukankah fasilitas itu dibeli dari uang rakyat namun ironis sekali rakyat yang saat itu notabene mengurus SIM harus mengeluarkan peluh di ruangan yang kurang sirkulasi udaranya. mudah-mudahan kedepannya bisa memberikan kenyamanan lebih bagi masyarakat seperti halnya ruangan di bank swasta. tentunya masyarakat jauh lebih tertarik untuk mengurus SIM sendiri.
si ganteng yang setia mengantar saya sejak awal proses. tanpa rewel, atau rengekan sehingga sempat jadi primadona di ruang tunggu.sebagai bayarannya ia minta foto dengan back ground tempat ujian praktek SIM. Terimakasih ya Kak

Jumat, 06 November 2015

quote today

Tetap mempercayai orang yang telah berkali berbuat dusta, berkhianat atau fitnah pasti akan berbuah kekecewaan. Gesture dan gaya bahasa tidak akan dapat menyembunyikan dusta atau fitnah yang telah seseorang buat. Tubuh dan hati kita akan sangat sulit diajak kompromi untuk berdusta. Jauh lebih baik menjaga jarak daripada kita masuk dalam kubangan yang telah mereka buat.(06112015)

warisan berharga

mewariskan harta itu sudah biasa. menjadi luar biasa saat kita bisa mewariskan ilmu dan karya kita tak hanya kepada anak cucu tetapi kepada pengunduh ilmu dan karya kita (07112015)

Kamis, 05 November 2015

Bunda cerdas, pilih harta atau ilmu untuk bekal anak kita?



Kadang kita tidak menyadari saat kita bercerita tentang banyak impian-impian kita yang berbau duniawi kepada banyak orang, namun kita melupakan, sudahkah kita mengisi hati kita dengan namaNya dan sudahkah kita mengisi kepala kita dengan ilmu yang bermanfaat?
Apakah engkau yang disebut Ayah atau Bunda, satu kewajiban kita kepada anak-anak kita yaitu mengisi hati anak-anak kita dengan namaNya dan mengisi kehidupannya dengan ilmu yang bermanfaat. Mungkin, ada sebersit harapan dan jujur itu ada dalam pikiran saya, bahwa dengan kita sibuk menggali harta maka kehidupan anak-anak kita akan terjamin. Bisa jadi sih. Namun, belajar dari pengalaman bahwa dengan (melulu) uang dan harta namun kita sebagai orang tua tidak meng-Update isi kepala kita dengan berbagai ilmu yang tak lekang oleh waktu, maka percuma saja bekal harta yang kita persiapkan untuk anak.
Begitu bangganya saya ketika Ibu dan almarhum bapak seringkali memberikan banyak pengetahuan melalui cerita-ceritanya baik itu berbau tentang agama, berperilaku , bagaimana menyikapi suatu masalah , ilmu pengetahuan  dan banyak hal yang terpatri hingga hari ini. Bahkan  saat saya jelang nikah, ibu pernah berpesan bahwa meski nantinya saya mengurangi porsi bekerja saya sebagai pendidik, maka ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang harus saya unduh ke dalam otak harus makin banyak dan diperbaharui. Mengapa? Seorang Ayah bahkan lebih-lebih seorang Ibu adalah madrasah pertama dan ensiklopedi terlengkap anak yang menentukan bagaimana kehidupan anak kelak. Menyerahkan 60-80% urusan pendidikan, sikap, perilaku kepada lembaga pendidikan bukanlah satu keputusan yang tepat karena orangtua-lah pembidik panah yang utama
Jadi bila kita terus menerus sibuk menggali dunia namun lupa menggali ilmu untuk otak kita, maka mau jadi apa kita dan anak-anak kita? Cobalah anda introspeksi diri, berapa banyak buku yang anda baca dalam seminggu? (ingat, bukan novel atau catalog belanja ya), berapa banyak ilmu positif yang anda unduh dalam sehari? Berapa banyak ilmu yang anda dapat dari beberapa pertemuan yang anda hadiri? Lalu berapa banyak ilmu yang anda dapat untuk kemudian dibagikan minimal kepada anak anda bahkan orang-orang disekitar anda. Bagikan itu meski satu ayat. Tanamkan dalam jiwa anda bahwa anda adalah Bunda cerdas yang tak hanya pandai mengurus rumah tangga dan anak  namun juga pandai mencari ilmu yang siap dibagi kepada anak dan orang-orang di sekitar anda.
Menjadi Bunda cerdas adalah satu keharusan ya. Tak hanya pandai berbicara namun tak berisi. So, jangan lelah menimba ilmu karena ibu cerdas adalah ibu yang memiliki ilmu yang berbobot. Dengan ilmu pengetahuan maka dunia akan kita genggam . dengan ilmu segalanya akan kita genggam 

Jumat, 30 Oktober 2015

Bullying yang mungkin nyaris terlupakan



bullying-nya dalam bentuk apa ya......
mungkin ada yang ingat siapa yang hobinya ngempesin ban sepeda angin saya?padahal waktu itu saya tidak pernah membawa uang jajan sehingga mau tidak mau harus menuntun sepeda di siang terik ke rumah yang jaraknya 4-5km
atau...
siapa yang beberapa kali jahil memasukkan "krupuk gapit" yang penuh bumbu pecel sehingga buku PR saya basah dan dianggap tidak mengerjakan PR yang berimbas pada nyeri di jari2 akibat dipukul dengan penggaris kayu oleh pak guru
atau
sengaja beberapa kali mengunci saya dalam kamar mandi yang bau
atau
menyakiti anggota tubuh dan tidak akan berhenti sampai saya harus menangis
atau
tak terhitung berapa kali menjegal kaki hingga terjatuh dan menjadi bahan tertawaan
atau
bahan ejekan?
atau
dijauhi, diejek, dimusuhi dengan alasan tidak jelas

nah....anak kecil memang anak kecil seperti guci keramik.dijaga menjadi hiasan dunia. jangankan menyakiti tubuhnya. menyakiti hatinya dengan ejekan bila dilakukan terus menerus harus menjadi perhatian orangtua. sekali lagi bukan hal sepele.perlu komunikasi Dan membantu anak untuk berusaha menyelesaikan masalahnya sehingga apa yang dilakukannya tidak semata dianggap kenakalan anak-anak namun bisa menjadi bibit yang merugikan bagi kehidupan anak selanjutnya.

Kamis, 21 Mei 2015

Semangat belajar tak kenal waktu

Beberapa tahun yang lalu saat mengajar di sebuah lembaga kursus bahasa inggris dan mandarin ada dua orang ibu-ibu yang menjadi murid saya. Seperti biasa saat perkenalan , tentunya mereka dituntut untuk mengemukakan motivasi mereka mengikuti kursus.ibu A yang usianya sudah 35 mengungkapkan bahwa ia mengikuti kursus di level conversation dengan tujuan agar dapat membimbing puteranya belajar materi bahasa inggris di rumah, sedangkan ibu B yang usianya sudah 60 tahunan , mengikuti kursus dengan tujuan agar mempermudahnya berkomunikasi dengan kliennya yang berasal dari luar. Lalu apakah kita yang masih berusia, 20, 30 atau 40 tahun menyerah begitu saja saat melihat tugas-tugas sekolah dalam bahasa inggris milik anak-anak kita? Jangan salah, materi bahasa Inggris kelas 1 SD saat ini sudah setara dengan materi bahasa Inggris yang diajarkan di SMP pada tahun 90-an. Menjadi Ibu yang pintar dan mau menggali ilmu lebih banyak dan lebih luas tidak ada salahnya. Tak hanya bagi kita atau profesi kita, namun juga untuk anak-anak kita yang kelak . Ini hanyalah curahan hati seorang ibu sekaligus pendidik yang tak habis pikir oleh ulah seorang ibu yang MELARANG saya mengajar si kecil selangkah lebih maju, mengajar dengan metode lain, mengerjakan tugas guru dengan usaha optimal dan mengandung edukasi serta menggunakan materi text book lebih dahulu meski belum ada instruksi dari guru. Tapi usahlah jadi beban karena langkah si kecil masih panjang, tetaplah melangkah dan abaikan apa kata “ibu” tersebut ya Nak…kita punya rencana bersama ya.

Senin, 11 Mei 2015

sahabat sejati

Sahabat sejati adalah sahabat yang tidak akan menjadi duri dalam daging dan tidak memiliki rasa iri dan dengki. Saling memberi dan saling menerima tanpa ada embel-embel ingin mendapatkan manfaat SEPIHAK.
Saat kita mengganggap seseorang sebagai sahabat, namun pada satu titik tiba-tiba ia melakukan sesuatu yang pada dasarnya tidak pernah terpikirkan oleh kita. Ya, ketika ia merasa bahwa kita memiliki satu hal yang seharusnya tidak kita lakukan dan memberi manfaat bagi orang lain sehingga orang lain akan mencari kita sebagai sumbernya, bukan dia. ia tidak suka hingga memutar balik lisan yang dapat dipercaya oleh orang lain tanpa bertabayun kepadamu mengapa engkau melakukan hal tersebut. Yah, hanya mendengar keterangan dari satu pihak
apa yang harus diperbuat dan apa yang bisa kita rasakan? Kekecewaan yang sangat dalam luka yang kita rasakan akan jauh lebih sakit jika orang lain yang melakukannya …
Mungkin saja kedekatan yang selama ini tercipta hanyalah sebatas hanya teman dekat atau justeru hanya teman biasa saja…
Tetapi percayalah waktu yang akan menjawabnya siapa yang memutar balik fakta. Hanya diam dan mundur serta menghindari kegiatan yang lebih banyak mendatangnkan mudharat yang dapat dilakukan.
Allah tidak tidur
Allah tidak akan diam


peluk Dwi Puspa Widyastuti, Ika Winiastuti, Meylia Hendra Idacahyani, Syarifah Raihani, Indra, Wina sahabat-sahabatku semasa SMA....yang selalu saling menguatkan, saling mendukung....miss u all...

Kamis, 07 Mei 2015

Percaya diri dan kuat mental dengan kondisi lingkungan sekitar



Pergaulan anak-anak sekarang sangat berbeda jauh dengan apa yang saya alami 20 -30 tahun yang lalu. Dahulu, bila lingkungan kurang kondusif untuk pergaulan maka orangtua akan mulai ikut campur dengan memberikan banyak nasihat dan anak akan MENURUT. Tapi sekarang? Ketika kita melihat pergaulan anak-anak kita seolah-olah baik ternyata lingkungan disekitarnya bisa sangat dibilang kejam untuk anak usia 7 tahun. Ketika seorang anak memiliki kelebihan baik akademik dan non akademik, seringkali yang kita hadapi adalah perlakuan dari beberapa teman disekitarnya yang sudah memiliki bibit iri dan dengki.
Menginjak kaki teman, menyilangkan kaki sehingga temannya terjatuh, mengejek, membentuk geng anak-anak dan mengajak teman-temannya untuk menjauhi seseorang atau beberapa temannya yang tidak sefaham dengannya adalah hal biasa yang kita temui saat ini. 

Media televisi , media social, buku atau bacaan yang mulai beragam berperan penting membentuk karakter anak dari anak-anak yang baik menjadi anak-anak yang seperti saya katakan di atas. Lalu siapakah yang akan menjadi remnya? Tentunya orangtua yang selalu mendampingi anak-anaknya akan menjadi rem pakem optional bagi tumbuh kembang anak-anak. Namun semuanya akan menjadi kendala bila akhirnya ada orangtua yang bahkan mendukung perilaku premanisme cilik di sekolah karena adanya persaingan social, kemampuan dan pengaruh. Anak akan mengambil kesimpulan bahwa ia melakukan hal terbaik karena ada dukungan dari orangtua. Memang tidak ada sekolah yang membuat seseorang atau pasangan menjadi orangtua sempurna. Namun bukankah kita wajib mencharge ilmu parenting dengan mencari tahu sebanyak-banyaknya bagaimana menghadapi anak-anak masa kini sehingga kita bisa mendampingi dan mengarahkan anak agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang nantinya mengayomi, menjadi contoh, menjadi kebanggaan bagi sekitarnya. 

Mendampingi dan mengarahkan anak dengan lingkungan sekitarnya, bukanlah menjadi setir bagi anak. Hal tersebut akan menjadi bibit bagi anak untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan menguatkan mentalnya dengan kondisi lingkungan yang makin tak kondusif. Menunjukkan mana yang baik dan buruk langsung di tempat kejadian perkara dan memberikan solusi menghadapinya di masa yang akan datang akan menumbuhkan rasa bahwa AKU BISA melakukan dan menghadapi hal tersebut bagi anak. Dukungan bagi anak bukanlah berupa uang atau barang, tetapi cara kita mengarahkannya berupa  Pelukan, kalimat, sorot mata dalam menghadapi dunia nyata inilah yang membuat anak merasa mendapat dukungan.

Selasa, 07 April 2015

Tetangga = salah satu penentu meraih surga

seketika dada terasa sesak, seketika mata terasa pedih
bukan karena asma,bukan karena menangis
asap pembakaran sampah tetangga yang seringkali mengganggu tetangga lainnya.
tak adakah empati darimu untuk tetangga yang memiliki bayi dan harus menghirup asap pembakaran sampah yang berasal dari rumahmu?
sudah seringkali berlaku demikian namun apa yang telah menjadi ketentuan di perumahan ternyata diabaikan dan lebih memilih membuat orang lain menjadi tidak nyaman dengan apa yang dilakukannya.‪#‎rumah‬ penuhasap
Seorang wanita bersusah payah melaksanakan shalat wajib, bangun malam, menahan haus dan lapar, serta mengorbankan harta untuk berinfak, namun menjadi mubazir lantaran buruk dalam bertutur sapa dengan tetangganya. Rasulullah bersumpah terhadap orang yang berperilaku demikian, tiga kali, dengan sumpahnya, ”Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman …!”
Sahabat bertanya, ”Siapa, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, ”Orang yang tetangganya tidak pernah merasa aman dari keburukan perilakunya.” (HR Bukhari).

Mood booster masa PSBB di Coger madani , ngopi asyik di Bandung timur

Frezze ...     Iya. Menyelesaikan naskah berhari hari sudah jadi makanan saya selama  8 tahun ini. Dalam 2 bulan bisa 2-3 naskah buku yang...