1 bulan ini mungkin ada di antara kita sebagai orang
tua sempat disibukkan dengan ulangan, ujian, atau penilaian akhir semester/sekolah
dari anak-anak kita
Mungkin ada diantara anda menaruh
harapan agar anak mendapatkan nilai terbaik di antara teman-temannya (sehingga)
ada dapat menjadikan anak anda sendiri sebagai komoditi kebanggaan diri
Wajar, bila sebagai orangtua
berharap agar anak-anak kita memiliki prestasi yang sangat baik dibandingkan
lainnya dengan persepsi bahwa nilai akademik saat ini akan berpengaruh dan
menentukan kesuksesan anak melanjutkan
jenjang yang lebih tinggi
Namun apa jadinya bila hanya karena
harapan anda, anak menjadi hilang kepercayaan diri karena akhirnya nilai yang
didapat tidak sesuai harapan anda
Sayapun tidak memungkiri memiliki
harapan yang sama terhadap anak
Saya ingin memiliki anak yang
berprestasi
Tapi apa jadinya bila kepercayaan
dirinya hilang
Ada satu kalimat yang seringkali
saya singgung saat anak menghadapi ujian atau kesulitan lainnya
“Bunda berharap agar kakak memiliki
keinginan untuk tetap berusaha, tekun, jujur dan percaya bahwa Allah selalu
mendampingi”
Apa yang terjadi ketika beberapa
waktu lalu , kakak mendapatkan nilai 60 untuk satu mata pelajarannya?
Jelas dalam hati saya kecewa. Namun
semua saya tepis. Ia sudah berusaha. Ia sudah mau belajar. Dan ia sudah mau
jujur. Saya hanya mampu berkata, “ asal kakak mau memperbaiki, mau tetap
berusaha dan jujur”
“ iya Bun. Aku sudah usaha tapi aku
paling nggak suka kalau saat ulangan ada
yang saling Tanya jawaban soal , contek-contekan gitu, Bun”
Weeewww…..kalau seusia anak kelas 3
SD saja doyan nyontek, bagaimana nanti bila menjadi abdi Negara? Orangtua mana
sih yang tidak ingin memiliki anak yang pintar hingga bisa menraih peringkat
satu atau minimal 5 besar ? kalaupun anak kita belum mampu mencapainya mengapa
harus menekan dan memaksakan anak untuk mewujudkan impian kita? Saya hanya
beranggapan bahwa kelak orang-orang yang mau berusaha, tekun dan jujur bisa
survive menjadi seseorang yang layak menjadi panutan sehingga mampu bertanggung
jawab atas perilakunya di tengah-tengah masyarakat. Kejujuran yang ditanamkan
dengan pondasi yang kuat akan membangun tanggung jawab bahwa apa yang ia
lakukan tak hanya untuk dirinya, namun juga orangtua, keluarga besar,
masyarakat dan tentunya Allah . perlahan namun pasti kepercayaan dirinya akan
tumbuh sehingga keinginan berprestasi itu tumbuh dari dirinya sendiri, dengan
demikian anak tentunya mau berpikir atas apa yang dilakukannya, mengasah
kesadaran atas konsekuensi yang dilakukannya sehingga mampu mencari dan memilih
dari berbagai solusi-solusi masalah yang dihadapinya. Namun, satu yang penting
ya Mom, Pap….tetap dampingi mereka membangun impiannya ya…
Kejujuran dan tanggungjawab layak
menjadi satu tolok ukur kesuksesan seorang anak ya mam, Pap..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar