Pagi itu kami diberikan anugerah berupa tetangga baru, Alhamdulillah
setelah sekian lama di blok kami hanya berisi dua keluarga akhirnya hari ini
kami memiliki satu lagi tetangga yang pastinya akan membuat ramainya blok ini
dengan teriakan dan ocehan kedua anak balitanya. Alhamdulillah.
Keluarga yang lengkap, ibu, ayah dan dua anak, pindah menempati rumah
barunya. Sama halnya dengan kami saat pertama kali pindah ke komplek ini. Meski
dengan keterbatasan, menempati rumah sendiri adalah hal yang membahagiakan.
Hari pertama kehadiran keluarga baru kami memberanikan datang ke rumahnya yang
terletak di seberang rumah, dua balita laki laki yang masing masing berusia 4
dan 2 tahun. Anakkupun telah bisa beradaptasi dan bermain dengan Yoga dan Tama.
Keluarga muda yang bahagia. Dua, tiga, empat hingga akhirnya hitungan
hari hingga seminggu kami saling bertukar makanan, menyapa, hingga menitipkan
anak. Yang menjadi pertanyaan dalam hati hingga sebulan keluarga baru ini
menempati komplek ini yang terlihat bekerja ke kantor hanyalah istrinya. Sedang
suaminya berada di rumah, mengasuh anak, menjemur pakaian, bahkan berbelanja
sayuran dan bahan makanan semuanya dilakukan suami. Hal yang masih dianggap
tabu oleh orang timur saat ini. Bukan maksud hati untuk selalu ingin tahu apa
yang tengah dilakukan oleh orang lain, namun pertukaran peran antara suami dan
istri dari tetangga baru ini jarang
terjadi di masyarakat Indonesia. Bila pada umumnya pria yang mencari nafkah dan
wanita mengurus rumah tangga.
Meski ada beberapa orang memandang negatif dengan kondisi keluarga ini
namun itu semua tidak mempengaruhi kami sebagai tetangga terdekatnya. Apa yang
kami lihat tidak seperti yang orang bicarakan. Ada hal positif yang kami petik
dari keluarga baru ini bahwa dalam kehidupan rumah tangga perlu kerja sama,
saling menjaga hati dan berkorban satu sama lain. Tidak perlu mendengar apa
kata orang ataupun apa yang lazim dalam adat ketimuran karena pada dasarnya ada
jiwa lain yang perlu diselamatkan. Tanpa ada pengorbanan, keihlasan, ketulusan
dari suami ataupun istri untuk bertukar peran, kamipun tak akan melihat canda
tawa anak-anak dan senyum hangat dari tetangga baru kami.(januari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar