Seperti halnya yang saya ceritakan sebelumnya tentang
beberapa reaksi akibat dikekangnya emosi anak sehingga menimbulkan emosi negative
yang terbawa hingga di usia dewasa.
Apa yang telah terjadi pada anak-anak ini?
Mungkin saja anda pernah atau seringkali mengabaikan kebutuhannya baik materi ataupun
kasih sayang.
Cobalah bertanya pada diri sendiri :
Senangkah anda akan pujian?
Senangkah anda sebuah pelukan
Senangkah anda ketika kedua orang tua atau orang-orang
terdekat anda memberikan ada banyak waktu untuk memuaskan keinginan
berkomunikasi, bercengkrama atau hanya sekedar belajar bersama.
Atau senangkah anda ketika anda diberi kesempatan untuk
mengambil peran dalam pengambilan keputusan baik oleh keluarga, teman atau
bahkan atasan anda?
Tentu anda akan sangat senang memiliki kesempatan itu bukan?
Demikian halnya dengan anak-anak. Beberapa contoh hal diatas
tentunya akan memberikan kebahagiaan yang sangat besar bagi anak-anak kita.
Amarah yang seringkali timbul dengan pemicu apapun akan
dapat teratasi apabila memberi kesempatan kepada si kecil untuk bercerita,
bercengkrama atau bahkan hanya sekedar ciuman dan pelukan sayang yang
meyakinkannya bahwa anda ada.
Namun, menjadi satu catatan penting dalam menghadapi hal ini
adalah memberikan kesempatan bagi anak untuk menjadi pengambil keputusan yang dominan
bagi dirinya. Latihlah ia untuk berani mengambil keputusan, berani menghadapi
resiko karena pengalaman tersebut tentunya akan dibawa hingga ia dewasa. Jengah
sekali bukan apabila menemui seseorang yang sudah beranjak dewasa , namun
ketika ia menghadapi masalah maka sedikit sedikit ia akan berkata : “nanti
dulu, aku tanyakan pada kedua orangtuaku”; “aku tanyakan dulu boleh tidaknya
pada orangtuaku”
Hmm…boleh sih melakukan hal itu tapi tidak dalam hal
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan orang lain ya, misalnya menyangkut
keputusan dalam rumah tangga yang otomatis masalah tersebut akan terkait dengan
pasangannya.
So…berikan kesempatan menumpahkan segala isi hati si kecil
dengan kehadiran anda dan tentunya latihlah ia untuk tenang, berani mengambil
keputusan dan menerima resiko sebagai konsekuensi atas apa yang telah lakukan. Tentunya
dibawah supervisi anda ya.
PS :
saya selalu
memberikan pelukan kepada si kecil jelang ia masuk kelas dan sepulang sekolah. Bahkan
di waktu-waktu lainpun saya sering melakukannya baik dengan si kecil .
Berpelukan 20 detik akan memicu keluarnya hormon oksitosin
yang dikenal sebagai hormon cinta, sehingga orang yang kita peluk (pasangan,
keluarga, rekan kerja sejenis, atau anak) merasa dihargai, mempercayai anda,
menurunkan stress, memberikan motivasi dan tentunya kedekatan akan semakin
terjalin. Anda tentunya membutuhkan hal ini untuk dapat membantu si kecil
keluar dari jarring emosi negatif bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar