Kadang kita tidak menyadari saat kita bercerita tentang
banyak impian-impian kita yang berbau duniawi kepada banyak orang, namun kita
melupakan, sudahkah kita mengisi hati kita dengan namaNya dan sudahkah kita
mengisi kepala kita dengan ilmu yang bermanfaat?
Apakah engkau yang disebut Ayah atau Bunda, satu kewajiban
kita kepada anak-anak kita yaitu mengisi hati anak-anak kita dengan namaNya dan
mengisi kehidupannya dengan ilmu yang bermanfaat. Mungkin, ada sebersit harapan
dan jujur itu ada dalam pikiran saya, bahwa dengan kita sibuk menggali harta
maka kehidupan anak-anak kita akan terjamin. Bisa jadi sih. Namun, belajar dari
pengalaman bahwa dengan (melulu) uang dan harta namun kita sebagai orang tua
tidak meng-Update isi kepala kita dengan berbagai ilmu yang tak lekang oleh
waktu, maka percuma saja bekal harta yang kita persiapkan untuk anak.
Begitu bangganya saya ketika Ibu dan almarhum bapak
seringkali memberikan banyak pengetahuan melalui cerita-ceritanya baik itu berbau
tentang agama, berperilaku , bagaimana menyikapi suatu masalah , ilmu
pengetahuan dan banyak hal yang terpatri
hingga hari ini. Bahkan saat saya jelang
nikah, ibu pernah berpesan bahwa meski nantinya saya mengurangi porsi bekerja
saya sebagai pendidik, maka ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang harus saya
unduh ke dalam otak harus makin banyak dan diperbaharui. Mengapa? Seorang Ayah
bahkan lebih-lebih seorang Ibu adalah madrasah pertama dan ensiklopedi
terlengkap anak yang menentukan bagaimana kehidupan anak kelak. Menyerahkan 60-80%
urusan pendidikan, sikap, perilaku kepada lembaga pendidikan bukanlah satu
keputusan yang tepat karena orangtua-lah pembidik panah yang utama
Jadi bila kita terus menerus sibuk menggali dunia namun lupa
menggali ilmu untuk otak kita, maka mau jadi apa kita dan anak-anak kita? Cobalah
anda introspeksi diri, berapa banyak buku yang anda baca dalam seminggu?
(ingat, bukan novel atau catalog belanja ya), berapa banyak ilmu positif yang
anda unduh dalam sehari? Berapa banyak ilmu yang anda dapat dari beberapa
pertemuan yang anda hadiri? Lalu berapa banyak ilmu yang anda dapat untuk
kemudian dibagikan minimal kepada anak anda bahkan orang-orang disekitar anda. Bagikan
itu meski satu ayat. Tanamkan dalam jiwa anda bahwa anda adalah Bunda cerdas yang
tak hanya pandai mengurus rumah tangga dan anak namun juga pandai mencari ilmu yang siap
dibagi kepada anak dan orang-orang di sekitar anda.
Menjadi Bunda cerdas adalah satu keharusan ya. Tak hanya
pandai berbicara namun tak berisi. So, jangan lelah menimba ilmu karena ibu
cerdas adalah ibu yang memiliki ilmu yang berbobot. Dengan ilmu pengetahuan
maka dunia akan kita genggam . dengan ilmu segalanya akan kita genggam
ilmuuu...
BalasHapusJauh lebih wajib dan lebih bermanfaat dari harta
setuju mbak...dengan ilmu kita bisa meraih dunia.
Hapusterimakasih sudah mampir ya