Gadget rasanya
sudah menjadi kebutuhan di sekitar kita. Tak hanya Ayah, Bunda bahkan ada
banyak anak-anak yang sudah diberi kebebasan untuk memiliki gadget sendiri oleh
orang tuanya. Kalaulah gadget tersebut digunakan sesuai kebutuhannya, misalnya
untuk mendukung sebagai salah satu sumber belajar pada anak, mungkin tak jadi
masalah. Namun, apabila penggunaan gadget tersebut membuat anak menjadi susah
belajar, susah “mendengar” panggilan orang tua, “susah” bersosialisasi dengan
teman sebayanya, bahkan susah untuk mengatur aktivitasnya sehari-hari hanya
karena asyik dengan teman barunya yang bernama “gadget”, maka kita wajib waspada.

Kalaupun ia
menggunakan gadget untuk bermain game seharian, mungkin kita masih bisa
mengalihkannya perlahan ke permainan nyata atau aktivitas lainnya. Lalu, kalau
ternyata anak kita sudah mulai kecanduan gadget hanya karena bebas untuk
mengunduh atau menyaksikan video yang berbau kekerasan dan umbar aurat, apakah
kita dapat memperbaiki memori anak terhadap tampilan tersebut? Tentu tidak! Kerusakan
tersebut permanen, karena akan menetap terus dalam memori anak..
Yuk Ayah, Bunda…cegah
anak kecanduan gadget. Ada beberapa tips dibawah ini yang saya dapatkan dari
pengalaman pribadi. Beberapa hal tersebut adalah :
1. Bekali anak dengan Iman
Semenjak ia mulai mengerti perbedaan jenis kelamin saya memang
membekali anak dengan batas-batas yang harus dipahami dan dipatuhi. Jelaskan secara
ilmiah dan ditinjau dari sisi agama mengapa harus demikian. Kalau saya sih
selama ini menjelaskan kepada anak batas aurat pria dan wanita. Mana yang boleh
dilihat dan mana yang tidak boleh dilihat. Ketika melanggarnya maka tanggung
jawab kita adalah hanya kepada Tuhan, bukan takut kepada saya atau ayahnya
sebagai orangtuanya. Alhasil ketika main game di gadget yang kadang-kadang
melintas iklan yang menyajikan aurat wanita, ia akan meletakkan dan
menghentikan permainan. Ajarkan tanggung jawab menjaga imannya sedikit demi
sedikit.
2. Jangan beri anak Gadget
Kalau sesekali bermain gadget sih buat anak saya boleh-boleh
saja. Dengan catatan :
Status dari gadget tersebut didepan anak-anak tetap milik
anda, sehingga ketika gadget tersebut dipakai statusnya pinjam pakai. Itupun dengan
jadwal yang sudah disepakati sebelumnya. Misalnya : saya memberlakukan aturan
boleh pinjam pakai di hari sabtu mulai pukul 07.00 – Minggu pukul 15.00. harus
disiplin - Konsisten. Nah diwaktu yang disepakati biasanya akan diajak beraktifitas,
misalnya jalan-jalan, main sepeda atau hanya sekedar bermain dengan
teman-temannya. Alhasil paling-paling Cuma bisa ada waktu 1-2 jam selama hari
sabtu minggu pegang gadget. Itupun tetap dengan pengawasan. Kurangi perlahan
frekuensi bermain gadget, Lama-kelamaan
anak akan asyik dengan kegiatan diluar permainan gadget alias lupa.bagaimana kalau anak tantrum? beri pengertian bagi anak untuk konsisten terhadap aturan yang sudah disepakati sebelumnya.
3. Ajak anak memiliki kegiatan lain
selain bermain gadget
Saya memang tipe ibu-ibu galak dengan jadwal anak. Semua tak
lain dengan tujuan anak belajar disiplin, punya waktu istirahat sesuai dengan
usianya (mungkin karena saya pernah baca bahwa anak yang kurang waktu
istirahatnya akan berpengaruh pada kelelahan tubuh dan otak, di Jepang aja
diberlakukan wajib tidur siang bagi pelajar dan pekerja selama 1 jam untuk
menekan kelelahan otak dan stroke). Jadi anak boleh main kalau sudah
mengerjakan PR, dan beristirahat cukup. Mainnya sih nggak jauh-jauh , toh hanya
bermain bola, sepeda, petak umpet, main lego bersama teman-temannya sekomplek. Atau yang
seringkali kita lakukan baca buku, jalan-jalan ke mall dan tentunya ke toko
buku. Wah….ini memang hobi favorit anak. Jadi kalau ia punya hobi yang positif
harus didukung ya, karena hobi positif inilah yang bisa menekan keinginan
mereka main gadget.
4. Beri reward
Reward? Hmm reward jangan keseringan ya…perlu dijadwalkan
untuk memberikan penghargaan atas anak yang telah susah payah menekan hasrat
bermain gadget. Kalau saya sih nggak susah-susah, biasanya si kecil minta
dibelikan buku bacaan, atau makan di resto atau rekreasi atau hanya sekedar
minta dibuatkan resoles buatan saya sendiri…mudah kan.
5. Jadilah panutan
Jangan sampai kita melarang main gadget, tapi saat bermain
dengannya atau baca buku dengannya kita asyik pegang hape. Boleh pegang gadget
tapi tetap perhatikan aktivitasnya, ceritanya, atau bahkan keluhannya.
So….siapkah ayah bunda menghindarkan kecanduan gadget dari
kehidupan si kecil? Ayo ….nggak susah kalau kita punya niat dan lakukan!
Semoga sukses ya Ayah, Bunda, Mama, Papa, Abi, Umi….