Belajar dari kasus pembunuhan karyawan BNN di Lido, selayaknyalah kita
harus introspeksi diri. Benar-benar bertanya dan menjawab dengan jujur
pada diri kita sendiri.
Ya….Saat kebutuhan untuk eksis makin meradang
Silakan introspeksi diri
Mampukah anda mengikuti gaya hidup sosialita?
Wanita yang awalnya hidup dengan sederhana, apa adanya, cantik alami,
bersahaja , namun karena tekanan untuk eksis, lama kelamaan benteng
pertahanannya pun akan jebol
Sedikit demi sedikit ia akan mulai gemar berdandan (bagus kan)
Sedikit demi sedikit ia akan mulai gemar mengkoleksi pakaian-pakaian
branded dengan alasan agar mudah mix and match dan terlihat serasi
Sedikit demi sedikit ia akan mulai gemar berbelanja tas dan memajangnya di satu lemari khusus
Sedikit demi sedikit ia akan mulai menginginkan memiliki mobil mewah seperti rekan-rekan sosialitanya
Sedikit demi sedikit ia akan merengek pada suami untuk pindah ke area pemukiman yang lebih elit
Namun…..
Sadarkah anda?
Kadangkala keinginan untuk memiliki hal-hal yang sedikit sedikit itu
justru sedang mengikis sedikit demi sedikit waktu anda untuk
bercengkerama dengan anak, suami, dan keluarga besar
Keinginan yang
sedikit demi sedikit itu justru sedang mengikis pertahanan suami mencari
nafkah yang halal demi memenuhi rengekanmu
Keinginan yang sedikit
demi sedikit itu justru sedang mengikis rasa kepercayaan diri anak
akibat jauh dari ibunya yang semakin hari semakin sibuk dengan pertemuan
ini itu
Keinginan yang sedikit demi sedikit itu justru mengikis
kesantunanmu pada pasangan, anak-anakmu, keluargamu bahkan mungkin
lingkungan tempat tinggalmu. Keinginan untuk selalu eksis itu telah
memupuk rasa percaya diri yang berlebihan hingga seringkali membuat anda
lupa menghiasi hati anda dengan kelembutan, kebersahajaan, dan
keimanan.
Eksis lah dengan kemampuan yang sesuai dengan jati dirimu
Eksis dengan ilmu yang kamu miliki tentunya akan bermanfaat bagi lingkunganmu
Eksis dengan kesantunanmu, kelak akan merubah yang buruk menjadi lebih santun
Hilangkan rasa tidak percaya diri bila anda tidak dapat mengikuti gaya
hidup orang lain atau kelompok yang sedang anda ikuti saat ini
Hilangkan rasa takut karena dicecar , malu dan tersisih karena anda tidak mau mengikuti gaya hidup mereka
Hidup bersahaja akan jauh lebih tenang, nikmat dan santun bagi sekeliling kita
Ketika anda ingin eksis layaknya sosialita yang sedang berkelebat di
depan mata, sebenarnya suatu hal yang wajar bila anda harus :
1.
Berpenghasilan besar sehingga anda bisa menghidupi gaya hidup nongkrong
dari café ke café , dari resto ke resto atau dari hotel ke hotel
(bintang lima ya !!). harus siap traktir sana, traktir sini, belanja
dagangan teman karena bila tidak anda bisa-bisa dimusuhi
#loh kok
2. Berselera tinggi. Why….ketika anda ingin eksis, wajar bila beberapa
kali pertemuan menggunakan aturan dresscode yang tentunya mengikat bagi
semua anggotanya. Bila anda mencari pernak-pernik pelengkap dresscode
mulai dari ujung kaki hingga kepala masih diwarnai keinginan membeli
barang “SALE”, maka buang jauh-jauh keinginan menjadi sosialita. Mau
eksis kok cari barang sale ?
3. Bahasa tubuh dan sikap yang berkelas. Mau disebut sosialita tapi saat ngumpul ketawa ketiwi “ngakak”
#eh
ngga ada control? Euww…rugi lah. Mau disebut sosialita tapi saat dapat
giliran berbicara didepan teman se-eksis malah milih ngacir karena ngga
pede lah, takut lah atau memang tidak bisa. Mau disebut sosialita namun
ketika emosi terpancing hanya karena masalah sepele, lalu anda bebas
sekehendak hati bersikap, marah , memaki-maki bahkan kadang justru
brutal merusak atau yang paling ringan lah gejolak emosi untuk membully
teman se-eksisan karena tidak mampu mengikuti gaya hidup yang
ditetapkan dan pada akhirnya memusuhinya. Euuhhh…bocah banget itu mah
4. Berwawasan luas. Why…sosialita tak hanya berkegiatan arisan atau
belanja belanji bareng ya. Ngga rame banget! Otak kita tumpul di tempat
dan sangat merugi bila saat ngumpul ala-ala sosialita , seringkali kita
ngga nyambung dengan topik pembicaraan dengan sesama sosialita. Ya
iyalah, masa kita Cuma ikut ketawa ketiwi doang, makan-makan bareng,
namun tidak memiliki topic percakapan yang berkualitas untuk
didiskusikan. Mutlak bagi sosialita “beneran” untuk mengunduh berbagai
macam pengetahuan sehingga ketika kita diajak ngobrol A – Z tetap bisa
nyambung.
So kembali lagi pada diri kita….
Mampukah eksis atau hanya sok eksis?