Selasa, 08 November 2016

INIKAH INDONESIA-KU SAAT INI?




Mungkin saat anda membaca ini, terbersit kata “sok idealis”
Namun, cobalah kita lihat beberapa tahun terakhir ini, ada banyak pertikaian, protes, demo yang menyangkutpautkan agama, suku dan ras didalamnya
Mungkin memang terlihat kecil
Namun, tentunya hal tersebut bagaikan api dalam sekam
Lambang Negara, lagu kebangsaan, konstitusi bukan lagi terpatri di hati banyak warga Negara
Semua seakan menjadi simbol
Menyanyikan lagu “Indonesia Raya” hanyalah dianggap sebagai rutinitas, namun liriknya tak merasuk ke dalam kalbu
Mengerti dan memahami esensi dasar Pancasila, enggan dilakukan oleh muda mudi kita. Bahkan seringkali kita mendapati mereka tidak tahu apa isi dari masing-masing sila yang ditujukan oleh pendiri Negara ini untuk menjadikannya sebagai dasar dari jatidiri masing-masing individu yang ingin dan mau mengakui bahwa ia adalah orang Indonesia
Konstitusi hanyalah konstitusi sebagai hiasan Negara,  karena toh ada “banyak” pejabat Negara (eksekutif), legislatif dan yudikatif ternyata mengganggap bahwa aturan, tatanan di Negara yang ditempatinya hanyalah untuk dibuat dan dilanggar.
Jikalau ini terus menerus dibiarkan, maka bagaimana nasib anak cucu kita nantinya? Bisakah mereka tetap menikmati Indonesia seperti yang kita rasakan dahulu?
JUJUR ,  saya ngga yakin. Jangankan di tingkat elit. Bahkan seringkali kesukuan saya dipermasalahkan dan dijadikan olok-olok oleh  “mereka-mereka” yang merasa memiliki suku terbaik.
Atau pernah saya mendengar “anak-anak” setingkat SD mengolok-olok temannya perkara agama yang berbeda.
Masih teringat segar saat saya masih duduk di bangku SMP, salah satu guru mengatakan “penganut agama apapun yang ada di Indonesia berhak mendapatkan perlakuan yang sama dari penganut agama lainnya dan tentunya NEGARA. Tapi sekarang? Ah…tak perlu saya menjawabnya, andapun pasti tahu jawabnya.
Apakah kita akan diam? Sampai kapan? Janganlah sampai ada anggapan bahwa “toh baru SD, mereka ngga tahu apa-apa”. Wooww…salah bila ada anggapan seperti itu. Anggaplah mereka tunas-tunas yang baru tumbuh, bila kita tidak mau memupuknya dengan nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai bela Negara, nilai-nilai kebaikan sebagaimana pupuk tanaman, maka mereka akan mati atau tumbuh tanpa memberikan hasil terbaik bagi bangsa ini
Pendidikan Bernegara yang berkarakter INDONESIA yang selalu digembar gemborkan tidak tuntas!! Pelajaran PPKN atau PMP atau PKN atau apalah namanya itu hanyalah dianggap sebagai pelajaran pelengkap penderita. Benar-benar tidak tuntas. “ Ah, Cuma pelajaran PPKN, gampang tuh” .
Entah dimana letak kesalahannya, kurikulum, gurunya, muridnya, orangtuanya atau lingkungan sekitarnya?
Mudah-mudahan jangan hanya asal slogan saja
Toleransi, menghargai dan mencintai negeri ini dengan sebenar-benarnya harus ditanamkan sedalam-dalamnya ke lubuk hati yang paling dalam
Kalau bukan dari kita, anak-anak kita, lalu siapa lagi yang menyelamatkan tanah tumpah darah kita ?

sumber : pojoksatu.co.id
Idealisme dimiliki karena mencintai negeri ini
Idealisme dimiliki karena rasa memiliki Negara ini dan sungguh menyakitkan ketika apa yang kita miliki dikoyak-koyak oleh kepentingan yang sama sekali tak mewakili kepentingan bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mood booster masa PSBB di Coger madani , ngopi asyik di Bandung timur

Frezze ...     Iya. Menyelesaikan naskah berhari hari sudah jadi makanan saya selama  8 tahun ini. Dalam 2 bulan bisa 2-3 naskah buku yang...